Saturday, 5 January 2008

Santri Nekad


Jaka emang nekat. Benar-benar nekat. Gimana enggak, ia berargumen kalau cinta itu melulu urusan hati. Bukan urusan Gus atau urusan seorang Kiai. Ma-kanya, ia berani menaruh cinta pada ningnya, puteri kiainya, Ummu Mufidah. Meskipun ia asalnya adalah preman, tukang nyolong yang kesasar jadi murid sang kiai. “Kera apa yang bisa menyeberangi lautan?” begitu kata anekdot mengistilahkan. Jawabnya tentu hanya, “Kera nekat!” “Kambing mana yang makan di restoran?” “Ya, kambing nekat.” Cuman apesnya, bagi yang nekat urusannya belakangan. Kalau beruntung ia bisa dapat. Kalau tidak, ya hanya jadi korban percuma. Lalu, gimana dengan Jaka?



hal iv + 176
ISBN 979-8451-58-9


Rp 17.500

0 comments: